Disadari atau tidak, profesi safety adalah profesi yang menuntut kemampuan mempengaruhi (influence) yang tinggi. Dengan posisi Safety sebagai departemen support, dengan otoritas untuk penerapan safety sangat terbatas, tuntutan bisa membawa pengaruh menjadi lebih besar lagi.
Di sisi lain kesadaran akan safety pada karyawan tidak datang sendiri. Pendidikan tinggi bukan jaminan bahwa kesadaran safetynya otomatis tinggi. Ketaatan beragama juga tidak menjamin tingkat ketaatan pada aturan safety. Bahkan mereka yang sudah menduduki jabatan tinggipun tidak memberikan garansi bahwa kesadaran safetynya pasti tinggi. Apalagi? Usia? Semakin lanjut usiapun juga tidak menggaransi bahwa kesadaran safetynya tinggi.
Tingkat pendidikan, ketaatan agama, jabatan yang tinggi, serta usiapun, sama sekali tidak ada hubungannya dengan tinggi rendahnya kesadaran seseorang terhadap safety. Bahkan yang terjadi sebaliknya, semakin tinggi tingkat pendidikan, ketaatan agama, jabatan, dan usia seseorang, semakin tidak mudah untuk dipengaruhi dan menuntut kemampuan dan jurus lebih canggih untuk mempengaruhi dan meyakinkannya.
Faktor pengaruh di dalam bidang safety sangat esensial. Pengaruh juga merupakan unsur inti dari kepemimpinan. Pemimpin yang kuat bukan ditentukan oleh besarnya otoritas, tetapi lebih pada seberapa besar pengaruh atau influence-nya pada orang di sekitarnya, baik ke bawah, ke samping, maupun ke atas.
Semua safety program seperti safety meeting, safety talk, pelatihan, coaching, artikel, banner, poster, dan publikasi yang lain, sejatinya dibuat untuk mempengaruhi mindset karyawan agar tumbuh kesadaran untuk berperilaku safe. Semua program Safety dirancang untuk mengkondisikan semua karyawan bisa terpengaruh pola pikirnya untuk mau berperilaku selamat. Pertanyaannya sekarang adalah, sebagai personel atau profesional Safety, seberapa kuat sesungguhnya pengaruh anda untuk meyakinkan karyawan, mitra kerja dan manajemen anda untuk berperilaku aman? Kekuatan kita mempengaruhi sangat menentukan keberhasilan program safety di perusahaan anda.
Daya pengaruh anda sebaik apa? Jangan-jangan selama ini di dalam membawakan safety meeting atau safety talk anda, pada waktu anda mengajar, pada waktu memimpin meeting komite, pada waktu menulis artikel, pada waktu berkomunikasi dengan manajemen, ternyata anda hanya seorang “Messenger” atau pembawa berita, dan bukannya sebagai “Influencer” atau pembawa pengaruh.
Apakah ada bedanya? Ada, sangat besar.
Penyampai Berita (Messenger) |
Pembawa Pengaruh (Influencer) |
|
|
1. Mempelajari, hal ini bisa berupa:
2. Meyakini
3. Mempraktekkan
4. Memberikan testimoni
5. Mempresentasikan materi
|
1. Mempelajari, hal ini bisa berupa:
2. Meyakini
3. Mempraktekkan
4. Memberikan testimoni
5. Mejakinkan kekuatan (convincing) program itu untuk influencing.
|
Untuk bisa berkarier di safety sampai puncak, untuk bisa menjadi pengajar yang influencing, untuk menghasilkan tulisan-tulisan yang menggigit ataupun untuk memilih perusahaan jasa pelatihan dan konsultasi yang akan menjadi mitra, pertimbangan unsur pengaruh sangat penting.
Akhirnya, untuk bisa memberikan pengaruh maksimum, sebagai personel safety memang harus memiliki sikap seorang great leader, yaitu selalu menyampaikan apa yang diyakini bersih genuine dari hati dan bukan sekedar menyampaikan teori. Maka dari itu, untuk setiap program safety apapun:
- Pelajari setiap program sampai mendalam, pahami keunikan masing-masing di dalam mencegah kecelakaan dan pastikan anda terus terupdate dengan perkembangan terkini
- Yakini keefektifan program safety itu di dalam mencegah kecelakaan dan kenali keunikannya yang berbeda dari program safety yang lain
- Terjun dan praktekkan sendiri program itu, rasakan semua suka duka penerapannya sampai berhasil
- Simpulkan menjadi tips-tips penerapan yang paling efisien
- Sampaikan (baik dalam meeting, komunikasi, tulisan, maupun mengajar) dengan tujuan convincing dan
Selamat. Jadilah personel safety yang convincing dan influencing dan bukan sekedar sebagai penyampai berita.
SUNARDI STP
ini profesi baru saya yang sebelumnya berlatar belakang microbiologyst, saya jadikan sebagai ladang beramal, mengajak orang lain hidup sehat berlaku selamat adalah membahagiakan saya, saya senang melaksanakan pekerjaan sebagai safety man.