Kerja di perusahaan besar kok idenya kecil-kecil

Image_idenya kecil 1Image_idenya kecil 2
Tidak terasa 10 tahun sudah saya purnabakti dari PT Freeport Indonesia.  Di depan kelas sering saya lempar pertanyaan, kira-kira apa yang saya merasa paling kehilangan pada waktu sudah berada di luar Freeport.   Kebanyakan menjawab gaji.  Menurut saya gaji itu hanya akibat.  Yang paling saya merasa kehilangan adalah kesempatan untuk turut menyumbangkan ide-ide besar untuk solusi masalah-masalah yang selalu berskala “huge” dan “extreme” atau besar sekali dan ekstrim di sana  Itu yang saya merasa paling kehilangan. 

“Dalam sebulan terakhir ini, siapa yang membuat proposal besar untuk kebaikan departemen atau perusahaan?’ Biasanya tidak ada respon, kecuali wajah-wajah yang saling berpandangan.  Waktu saya ulangi lagi pertanyaan yang sama, sangat jarang ada yang langsung angkat tangan.  Pertanyaan saya lanjutkan, “Tiga bulan terakhir?”, masih belum ada, “Satu tahun terakhir?”  Sejak saya mulai menjadi konsultan 10 tahun yang lalu, tidak lebih dari jumlah jari dari satu tangan saya yang menjawab iya dan bisa dikategorikan untuk kebaikan perusahaan bukan pribadi.

Hal ini sungguh memprihatinkan.  Pada waktu kita masih aktif bekerja di sebuah perusahaan, masa itu adalah kesempatan bagi kita untuk menelorkan ide-ide besar.  Kesempatan ini tidak datang 2 kali. Mengapa?  Kesempatan itu tidak ada ketika kita sudah berada di luar perusahaan apapun alasannya.  Oleh karena itu mari kita yakini bahwa tempat kita bekerja sekarang ini adalah merupakan perusahaan terbesar yang anda pernah bekerja. Yaitu perusahaan dimana anda bisa melahirkan ide-ide bintang, ide-ide besar, solusi-solusi cemerlang, atau terobosan-terobosan terbaik anda. Apa sih yang dimaksud dengan ide?  Ide adalah pemikiran baru sebagai solusi atas suatu masalah.  Ide bisa juga diartikan cara atau solusi alternatif yang lebih efektif daripada yang sudah ada.  Maka dari itu ide-ide besar hanya akan muncul pada waktu kita berada di sebuah lingkungan kerja yang memiliki masalah besar atau yang memerlukan terobosan solusi yang besar.  Itulah perusahaan anda saat ini.

Saya sangat meyakini bahwa tidak ada kata tidak ada budget untuk sebuah ide bintang.  Kalau ide anda tidak disetujui karena tidak ada biaya, itu adalah tanda bahwa ide anda memang belum bintang. Itu adalah suatu pertanda bahwa ide anda memang masih kacang-kacang.  Ide anda belum merupakan sebuah solusi yang paling tepat untuk masalah itu di saat itu.

Tidak ada perusahaan yang program K3nya sudah ideal.  Satu perusahaan memiliki kelebihan di satu sisi dan memiliki kelemahan di sisi lain, demikian pula sebaliknya.  Artinya selalu terbuka lebar-lebar peluang bagi kita untuk mengambil peran memperbaiki dan mengembangkannya di manapun kita bekerja.  Bahkan andaikata program K3 di perusahaan kita sudah baikpun, tetap saja ada peluang untuk melakukan continual improvement.  Di diunia ini tidak ada ya ng sempurna, kata orang.  Oleh karena itu kita harus bersyukur apabila saat ini kita sedang terdampar di sebuah perusahaan yang program K3nya masih sekedarnya atau berantakan.  Karena itu merupakan indikator bahwa kita sedang ditempatkan oleh Tuhan di sebuah medan pembelajaran dan pengembangan pribadi yang panjang dan besar.  Maka sebenarnya tepat kalau kita menamai tempat kerja kita sebagai “perguruan tinggi”.  Mengapa?  Karena kita bisa belajar ilmu-ilmu terapan banyak sekali, tidak perlu membayar uang kuliah, tetapi malah dibayar.  “Sudah di semester berapa “kuliah” anda  saat ini?” sering saya lemparkan pertanyaan ini tiba-tiba di depan kelas, yang biasanya hanya dijawab dengan raut wajah dan ketawa sumbang.

Pernah seorang teman bertanya “Apa saja yang mau dibahas bila Management Safety Steering Committee meeting diselenggarakan setiap bulan?”.

Masya Allah, kita tidak usah takut kehabisan bahan.  Untuk mengantarkan seluruh karyawan di perusahaan mencapai kedewasaan K3, yaitu kondisi dimana K3 sudah melekat menjadi nilai hidup setiap karyawan termasuk pengawas, manajemen, serta para kontraktor dan sub kontraktor beserta keluarga di dalamnya, dijamin bahwa sampai kita purnabaktipun tidak akan pernah kehabisan bahan untuk mengeluarkan ide terbaik kita dan membahasnya di steering committee. 

Kalau begitu ide-ide apa dong yang harus kita keluarkan? Banyak, diantaranya adalah:

Pertama.  Kenali apa saja masalah K3 di perusahaan anda.  Marilah kita asah kepekaan kita terhadap pelaksanaan implementasi program K3 sehari-hari di lapangan.  Jadikanlah ritual rutin harian anda untuk secara kritis melakukan pengamatan, analisa dan penilaian terhadap setiap program K3 yang berjalan, tidak usah menunggu evaluasi atau tinjauan manajemen tahunan.  Di antaranya adalah lakukanlah identifikasi:

  • Mana program yang seharusnya ada tetapi belum ada
  • Mana program yang seharusnya ada, sudah ada, tetapi belum berjalan penuh
  • Mana program yang seharusnya ada, sudah ada, tetapi tidak berjalan.
  • Mana program yang perlu dilakukan improvisasi agar hasilnya maksimal
  • Mana program yang sudah jenuh dan perlu inovasi agar tetap fresh
  • Mana program yang sudah jenuh dan harus diganti
  • Mana program yang terlalu rumit dan bisa disederhanakan tanpa mengurangi esensinya
  • Mana program yang sudah tidak sejalan dengan perkembangan risiko di lapangan
  • Mana aturan K3 yang sudah tidak bisa dijalankan dan harus diganti
  • Mana yang bisa dipermudah dengan hadirnya berbagai macam teknologi IT dan medsos terkini
  • dan seterusnya

Risiko di tambang yang sangat dinamis, baik karena perubahan lokasi kerja, alat, SDM, teknologi, maupun aturan, membuat kita tidak boleh tinggal diam barang sejenakpun.  Kita dituntut tidak pernah kering dengan ide kreatif dan terobosan-terobosan baru untuk membuat program berjalan tetap efektif.

Kedua. Benchmarking untuk terus move up.  Apapun sistem manajemen K3 yang kita pakai saat ini, semua elemen di dalamnya adalah “minimum requirements”.  Baru persyaratan minimum.  Masih luas sekali bagian yang harus kita kembangkan setinggi mungkin.  Untuk membuat setiap elemen sistem bisa teradministrasi secara dokumen dengan baik dan terimplementasi secara kegiatan lapangan oleh semua karyawan dengan baik, memerlukan atensi, kreativitas, dan totalitas kita seumur hidup.

Bagaimana cara melakukan benchmark? Banyak cara untuk mengikuti perkembangan K3 di skala nasional maupun dunia.  Banyak cara untuk mendapatkan pengalaman dan success story dari perusahaan atau praktisi K3 lain yang bisa kita jadikan benchmark untuk menindaklanjuti komitmen untuk continual improvement. Kita bisa memanfaatkan jaringan kita masing-masing, kita bisa rajin membukan website perusahaan-perusahaan besar, kita bisa rajib mengikuti blog-blog tentang K3, sehingga kita bisa mendapatkan info-info berharga yang bisa kita jadikan bencmark untuk perusahaan kita.  Di antaranya, perusahaan lain yang sudah:

  • mengelola peran dan tanggung jawab K3 struktural dari jenjang karyawan, pengawas, middle management dan top management secara rinci dan terukur, yang telah diberi bobot cukup besar dan dinilai sebagai bagian dari “annual performance appraisals”
  • memiliki Management Safety Steering Committee yang telah menjalankan peran yang kuat di dalam mengambil keputusan-keputusan K3 strategis maupun di dalam melakukan fungsi kontrol terhadap jalannya implementasi K3 di lapangan.
  • berhasil membuat semua departemen terkait di perusahaannya aktif memainkan peran dan tanggung jawab K3 secara proporsional dan terukur.
  • melakukan pengklasifikasian kecelakaan dengan sangat akurat sebagai hasil integrasi penerapan program notifikasi insiden, program on call personel K3, program emergency response, program penanganan korban cedera di klinik perusahaan dan RS rujukan, program investigasi kecelakaan dengan program klasifikasi kecelakaan.
  • bisa menghitung tingkat kekerapan kecelakaan potensial yang bisa dipakai untuk mengukur seberapa jauh program K3 kita masih banyak dibantu faktor keberuntungan.
  • memiliki Emergency Response Command Center berkelas 911 yang beroperasi 24/7.
  • memiliki nomor emergency yang mudah diingat, yang 24/7 tidak pernah ada nada sibuk dan bila dicall selalu ada yang mengangkat, serta menguasai 2 bahasa.
  • memiliki tim fire rescue sukarelawan yang kompeten, jumlahnya cukup dan bisa dimobilisasi dengan cepat kapan saja terjadi kecelakaan
  • setiap pengawasnya telah memiliki daftar risiko kritis, sehingga pengawas lebih fokus di dalam upaya pencegahan kecelakaan di areanya masing-masing
  • memiliki Golden Values yang menyejukkan bagi karyawan untuk mendampingi Golden Rules yang selama ini dianggap sebagai hal yang menakutkan bagi mereka
  • menjalankan matrix Leadership Behavior yang terukur yang berlaku bagi semua lapisan organisasi dari Top Management termasuk kontraktor
  • memiliki taskforce HIRA yang rutin bertemu 3 bulan sekali untuk membuat daftar proses bisnis mayor dan sub mayor, daftar risiko kritis, serta sistem kendalinya terus terupdate.

Dan masih banyak yang bisa kita benchmark dan kita ATM (amati tiru modifikasi) dari tetangga sebelah daripada harus reinvent the wheel (memulai sendiri dari awal).

Ketiga. Perkembangan Teknologi.  Dengan sedikit rajin membuka blog-blog, periodicals, info-info terbaru K3 yang ada di media sosial, kita terupdate dengan  perkembangan-perkembangan terkini di dalam dan di luar negeri baik bidang K3, kepemimpinan, managerial, teknologi, kesehatan dan banyak lagi.  Perkembangan teknologi media sosial yang demikian pesat juga memberikan peluang keterampilan kreativitas untuk memakainya di bidang K3.

Dengan mengetahui benar kondisi K3 di perusahaan kita secara real time, mengerti apa saja yang bisa kita benchmark dari sekitar kita, memiliki informasi teknologi terkini yang ada di dunia, serta memahami kondisi perusahaan pada saat itu, memungkinkan kita bisa membuat usulan-usulan besar.  Selagi kita masih bekerja di perusahaan besar, ayo kita keluarkan ide-ide bintang kita.  Kita tidak punya kesempatan itu lagi waktu kita sudah di luar.  Kita harus malu kalau berada di perusahaan besar tetapi belum pernah membuat usulan apa-apa.  Kita harus merasa risih kalau usulan kita baru kecil-kecil.  Kita harus merasa tercambuk apabila usulan kita selama ini belum pernah ada yang disetujui oleh manajemen, karena itu pertanda usulan kita masih kacang-kacang.

Berhasil menelorkan dan menjalankan ide-ide kreatif dan terobosan-terobosan besar di sebuah perusahaan besar yang tantangannya selalu berskala sangat besar dan ekstrim, adalah merupakan success story tersendiri bagi kita. 

Untuk teman-teman yang masih bekerja di perusahaan menengah ke bawah, keluarkanlah ide-ide besar anda untuk membesarkan perusahaan anda.  Ide-ide besar tidak harus dengan biaya besar.  Dengan ide-ide besar, anda bisa menghasilkan karya besar dengan biaya yang sama atau bahkan lebih rendah.

Bekerja di perusahaan besar jangan kecil-kecil idenya.  Keluarkan semua ide-ide besar anda. Salam

Safety Salah Jurusan

Jadi insan safety karena tidak ada posisi lain? Anda tidak sendirian.

Image_Salah Jurusan-RecoveredMenjadi orang safety, saya yakini sebagai jalan hidup yang ditunjukkan oleh Tuhan. Mengapa?  Karena hanya sedikit jumlah orang safety yang memang sengaja masuk dan memilih profesi safety.  Bahkan banyak dari kita yang terdampar di dunia safety karena tidak ada pilihan, dengan sejuta macam alasan.  Saya sebut terdampar karena memang banyak dari kita tiba-tiba berada di departemen safety karena tidak berdaya, karena adanya lowongan kerja hanya itu.  Ada yang karena unfit.  Ada yang karena pengurangan SDM di departemen lain, ada pula yang karena tidak cocok dengan atasan sebelumnya, ada yang kondisi fisiknya tidak bisa kerja shift, ada yang kebetulan banyak mengerjakan  SOP bahasa Inggris yang harus ia terjemahkan sebagai tugas tambahan, dan masih banyak lagi contoh kasus-kasus lain.

Sebetulnya proses keterdamparan kita ke bagian safety di suatu perusahaan tidak begitu penting, karena itu hanya cara Tuhan saja memberi amanah kepada kita untuk beribadah di jalur keselamatan kerja. Yang lebih penting justru bagaimana kita setelah masuk di dunia safety.  Bagaimana kita menyikapi dan merubah mindset kita setelah berada di safety.  Mereka yang segera mengambil sikap bahwa safety adalah profesi baru yang harus ditekuni, akan muncul sebagai pemenang yang sekarang sudah menduduki posisi-posisi manajemen safety.  Sebaliknya mereka yang hatinya dibiarkan berlarut-larut dalam kebimbangan dan tidak ikhlas berada di profesi safety, sehingga hatinya belum bisa berpaling ke safety meski raganya sudah disana, biasanya tidak akan menjadi apa-apa.  Beberapa bahkan memasuki masa pensiun dengan posisi yang sama ketika ia masuk ke departemen safety.  

Dari background pendidikan juga sangat bervariasi.  Banyak orang safety yang salah jurusan.  Banyak orang safety yang berasal dari jurusan yang tidak ada kaitannya sedikitpun dengan safety, sehingga ada yang menjadi orang safety, dianggap sebagai disersi dari profesinya.  Apalagi sampai dekade 1984, di mana jurusan safety di perguruan tinggi di negara kita tercinta masih merupakan barang langka, dan yang sudah adapun masih menempel di fakultas kedokteran. Jumlah SKS mata kuliah safety-nya juga masih sangat minim dan hanya diperoleh di semester-semester akhir. 

Pada awal-awal adanya jurusan safety di perguruan tinggi, para mahasiswa safety di fakultas kesehatan masyarakat, banyak yang memilih jurusan safety tanpa alasan yang jelas.  Mereka masih diliputi suasana  bimbang terhadap masa depan pekerjaan safety yang bagi mereka masih kabur.  Lebih jauh lulusan safety sendiri mendapati dirinya dalam kondisi sangat minim ilmu safety-nya, sehingga waktu masuk ke industri sering masih belum paham apa yang harus ia kerjakan sebagai orang safety.  Sedang diwaktu yang sama teman-teman yang alumni teknik yang tidak sengaja masuk bekerja di departemen safety, merasa malu menyampaikan ke teman se-almamater bahwa ia berada di departemen safety, bukan di core business, yang dianggap sebagai kegagalan.

Keraguan untuk menekuni profesi safety memang bukan tidak beralasan.  Di dunia industri, departemen safety adalah salah satu departemen dari kelompok support, bukan core business.  Sebagai departemen pendukung, tentu saja benefit yang diperolehpun juga berbeda dibandingkan dengan benefit teman-teman yang berada di departemen inti atau core business. Tetapi kan uang bukan segalanya, perasaan hidup lebih bermanfaat banyak membuat manusia lebih berbahagia.

Kalau anda termasuk orang yang sudah bergabung di departemen safety dengan cara yang tidak sengaja, atau masuk safety sebagai salah jurusan, anda tindak sendirian.  Saya sebagai mantan guru bahasa Inggris di sebuah SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga) yang waktu itu perbendaraan kata bahasa Inggris saya hanya seputar urusan memasak, sayur mayur, menjahit, ibu rumah tangga, bukan kebetulan bila Tuhan memberi kepercayaan kepada saya untuk memimpin departemen safety di perusahaan asing dengan karyawan lebih dari 23.000 orang. 

Saya meyakini mindset yang benar adalah kuncinya.  Contoh yang lebih ekstrim tentang salah jurusan, adalah seorang teman yang berhasil menjadi seorang electrician handal di tambang bawah tanah, padahal background pendidikannya adalah PGA (Pendidikan Guru Agama)

Bagaimana mindset yang benar?

Pertama meyakini bahwa keberadaan kita di departemen safety yang tidak direncanakan itu adalah ats kehendak Tuhan, bukan sesuatu yang kebetulan..  Dan kehendak Tuhan pasti baik.  Semua kondisi yang menempatkan kita dalam posisi yang tidak memiliki pilihan apa-apa lagi, harus kita imani sebagai jalan yang dipilihkan Tuhan untuk kita.  Setelah itu, tugas kita adalah mencari apa kebaikan yang direncanakan Tuhan untuk kita.  Ya harus mencari, bukan menunggu. 

Bagaimana mencarinya?

Buat rencana pengembangan diri dengan garis start pada kondisi anda sebagai insan safety pemula menuju tujuan akhir menjadi insan safety yang kompeten.  Untuk pengembangan diri ini jangan terlalu menggantungkan kepada program pelatihan formal yang disediakan oleh perusahaan, tetapi lebih pada upaya belajar sendiri dengan memakai berbagai cara termasuk berusaha sebanyak-banyaknya melibatkan diri di semua aktivitas safety.  Kalau nanti ternyata ada pelatihan formal dari perusahaan, anggap saja itu bonus. Tidak ada salahnya kita mengusulkan ikut pelatihan tertentu sesuai dengan rencana pengembangan anda.  Rencana pengembangan diri harus dibuat rinci dengan waktu pencapaian yang terukur, yang urutannya meliputi penguasaan proses bisnis area kerja  (mining operation, mining maintenance, processing, hauling, port, dsb), penguasaan teknis basic safety (inspeksi, safety meeting, JSA, observasi, safety talk, induksi, investigasi, statistik, dst), lalu coba buat-buat SOP untuk bidang yang belum ada prosedurnya.  Terlibatlah di semua kegiatan K3 agar anda mulai mengenal bukan hanya Basic Safety secara teknis, tetapi sudah meningkat ke pengelolaan Basic Safety.  Setelah itu kalau ada kesempatan mengajar, lakukanlah.

Penting diingat, apapun yang anda lakukan di pekerjaan safety, lakukanlah dengan serius dan total sampai anda menjadi MAHIR, dan bukan hanya sekedar bisa.  Kumpulkan kemahiran demi kemahiran safety dalam hidup anda dan anda akan sukses.  Kalau ada yang menganggap karier di safety itu suram, mereka salah besar.  Di safety kita bisa berkarier dengan baik, bahkan keahlian safety tetap laku meski kita sudah purnabakti. 

Jangan biarkan anda berlama-lama dalam gelombang keraguan berada di safety.  Segera ambil keputusan,  tekuni profesi safety, buat rencana pengembangan safety diri yang rinci dan terukur, jangan pernah menolak tugas safety seberat apapun, dan anda akan menjadi insan safety yang sukses. Selamat.

Image_good guys 1“Kalau orang baik, dia tidak akan mengemudi sambil texting ”, demikian komentar seorang sahabat waktu saya posting di FB menceritakan anak saya beruntung bahwa yang menabrak mobilnya dari belakang  karena texting itu orang baik, karena ia langsung dipinjami mobil untuk dipakai selama mobilnya dalam perbaikan.

Komentar sahabat saya itu sangat menggelitik benak saya, iya mengapa ya orang baik belum bisa menjadi orang aman. Dan setelah saya ingat-ingat, ternyata jumlahnya tidak sedikit good guys yang belum menjadi safe guys”  Apakah berbuat selamat itu belum bisa dikategorikan sebagai perbuatan baik?

Kriteria baik buruk dalam hidup ini sangat jelas.  Secara universal kita sepakat bahwa:

  • orang yang omongannya bisa dipercaya itu orang baik
  • orang yang suka menolong orang lain itu orang baik
  • orang yang suka memberi sedekah kepada orang miskin itu orang baik
  • orang yang suka membagikan ilmunya kepada orang lain itu orang baik
  • orang yang selalu sholat tepat waktu itu orang baik
  • orang yang bisa mengaku salah dan minta maaf itu orang baik
  • orang yang menyelamatkan nyawa orang lain itu orang baik
  • dan masih banyak lagi

Alasan orang untuk berbuat baikpun bermacam-macam. 

  • Ada yang berbuat baik karena ingin dapat pahala dan masuk surga
  • Ada yang berbuat baik karena ingin dipuji
  • Ada yang berbuat baik karena ada orang lain yang melihat
  • Tetapi ada juga yang berbuat baik karena panggilan hati dan nilai-nilai hidupnya

Untuk mengikuti aturan keselamatan kerja agar bisa bekerja selamatpun alasannya juga bermacam-macam:

  • Ada yang karena diawasi oleh CCTV atau GPS
  • Ada yang karena dlihat orang lain
  • Ada yang karena takut mendapatkan tindakan disiplin
  • Ada yang sudah melakukan karena kesadaran karena mengerti manfaat bekerja aman
  • Tetapi mengapa belum banyak yang mengikuti aturan keselamatan kerja karena menganggap berbuat aman itu termasuk perbuatan baik?

Untuk itu marilah kita renungkan secara mendalam, mari kita sadari kembali bahwa kita dikirim Tuhan ke dunia ini adalah untuk membawa rahmat bagi orang lain.  Untuk itu marilah kita mulai dari diri sendiri dulu, lalu kita tularkan kepada yang lain bahwa:

  • Image_good guys 2Mengenakan APD adalah untuk melindungi keselamatan kita sendiri berarti melindungi dan memelihara tubuh karunia Tuhan, apakah ini bukan perbuatan baik yang bernilai ibadah?
  • Membersihkan tempat kerja sehingga mencegah orang lain terjatuh dan cedera karena terpeleset atau tersandung, apakah ini bukan perbuatan baik yang mendapat pahala?
  • Memakai seatbelt waktu berkendaraan sehingga melindungi diri kita dari kematian atau cedera apabila terjadi tabrakan atau kendaraan terbalik, apakah ini bukan perbuatan baik yang bernilai ibadah?
  • Tidak merokok di tempat yang ada bahan mudah terbakar adalah meniadakan potensi terjadinya kebakaran, cederanya manusia dan rusaknya harta benda, apakah ini bukan merupakan perbuatan baik yang bernilai ibadah tinggi?
  • Tidak berHPan atau berSMSan waktu mengemudi sehingga kita tetap konsentrasi penuh selama mengemudi sehingga menekan timbulnya potensi kita menabrak pemakai jalan yang lain, apakah ini bukan perbuatan baik dan bernilai ibadah?
  • Berhenti di rambu STOP sehingga mencegah terjadinya tabrakan dengan kendaraan dari arah lain di persimpangan, apakah ini bukan perbuatan baik yang mendapat pahala?
  • Memakai full body harness waktu bekerja di ketinggian sehingga mencegah kita menderita cedera atau fatal apabila jatuh, apakah ini bukan perbuatan baik dan bernilai ibadah?
  • Mematikan listrik yang tidak dipakai adalah melakukan penghematan sumberdaya alam pemberian Tuhan, apakah ini bukan amal ibadah?

Bagaimana dengan kondisi sebaliknya:

  • Membuang sampah tidak pada tempatnya akan menyebabkan tempat kerja kotor dan bisa menjadi sarang timbulnya wabah penyakit, maka apakah ini tidak bisa dikategorikan sebagai perbuatan dosa?
  • Merokok di ruang berAC mencemari udara yang dipakai bernapas orang lain, apakah ini tidak bisa dikelompokkan sebagai dosa?
  • Mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi sehingga menaikkan potensi menyebabkan kecelakaan pada diri sendiri atau orang lain, apakah ini tidak termasuk perbuatan aniaya yang bisa dikategorikan sebagai dosa?
  • Menerobos lampu merah, disamping mengambil hak orang lain, juga menaikkan potensi terjadinya tabrakan yang bisa mencederakan diri sendiri dan orang lain, apakah ini bukan perbuatan aniaya yang bisa dikategorikan sebagai dosa?
  • Meninggalkan toilet umum dalam keadaan kotor yang bisa menyebabkan bersarangnya penyakit, apakah ini bukan perbuatan melanggar perintah bahwa kebersihan adalah bagian dari iman, sehingga bisa termasuk dosa?
  • Membuang sampah keluar dari mobil yang membuat jalanan kotor dan membuat orang lain harus membersihkannya, apakah ini bukan perbuatan tercela yang bisa dikategorikan sebagai dosa?
  • Tidak mematikan listrik waktu tidak dipakai adalah pemborosan sumberdaya alam pemberian Tuhan yang nyata, apakah ini bukan termasuk perbuatan dosa karena sesungguhnya berbuat boros adalah teman syaitan?
  • Memperbaiki, melaporkan atau memperbaiki kondisi tidak aman apakah tidak sama dengan kewajiban kita menyingkirkan duri di jalan, sehingga termasuk perbuatan baik yang bernilai ibadah?
  • Memeriksa terlebih dahulu perkakas atau peralatan yang akan dipakai, apakah ini bukan sama dengan yang diwajibkan oleh salah satu agama untuk memeriksa sandal atau sepatu sebelum dipakai, yang berarti termasuk perbuatan baik yang bernilai ibadah?
  • Memarkir peralatan dengan benar, memasang kembali penutup mesin berputar, memasang welding screen waktu mengelas, apakah ini tidak bisa kita samakan dengan kewajiban mengikat unta terlebih dahulu sebelum ditinggal sembahyang yang berarti bernilai ibadah?
  • Memberikan safety talk, safety meeting, memasang poster dan banner safety untuk mengingatkan karyawan tetap bekerja dengan aman, apakah ini tidak sama dengan perintah sampaikanlah walau hanya satu ayat yang berarti bernilai ibadah?
  • Mengoreksi karyawan yang berbuat tidak aman, apakah ini tidak sama dengan kewajiban kita untuk saling ingat-mengingatkan dalam kebaikan yang bernilai ibadah?
  • Melanggar aturan K3, tidak memakai APD, tidak mengikuti batas kecepatan kendaraan, tidak berhenti di rambu stop, tidak memakai seatbelt dan semacamnya, bukankah ini termasuk perbuatan aniaya terhadap diri sendiri dan orang lain yang termasuk dosa, karena Tuhan tidak menyukai perbuatan aniaya?
  • Melanggar peraturan K3 perusahaan adalah perbuatan tidak memenuhi janji yang kita tandatangani di dalam surat kontrak kerja. Kalau tiap bulan kita mau menerima gaji yang menjadi hak kita, tetapi tidak mau melakukan kewajiban kita yang salah satunya adalah mengikuti aturan K3 perusahaan, apakah dikira ini bukan sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan kelak sebagai dosa?

Jadi jelas bahwa berbuat safe adalah perbuatan baik yang benilai ibadah. Mari kita yakinkan kepada diri kita masing-masing, lalu kepada semua orang di lingkungan kita baik di tempat kerja maupun di luar tempat kerja, bahwa mengikuti aturan K3, bahwa berperilaku aman adalah PERBUATAN BAIK.  Ini bukan sekedar urusan mendapatkan Surat Peringatan atau tindakan disiplin dari perusahaan atau tidak, tetapi ini adalah masalah perbuatan baik dan perbuatan buruk, ini membedakan kita menjadi rahmat atau menjadi bencana bagi dunia sekitar kita, jadi sangat jelas ini adalah urusan pahala dan dosa yang hubungannya langsung dengan Yang Maha Kuasa.  Selamat.

Para insan safety, belum lama ini saya melihat dua tontonan yang menunjukkan bahwa kerutinan itu berbahaya. 

Image_Salah JurusanYang pertama, seorang pramugari yang berparas ayu dan bertubuh good looking, menjadi tidak ada artinya apa-apa ketika ia tampil dengan wajah yang dingin dan body language yang datar pada waktu membantu penumpang boarding.  Kata dan ucapannya yang bermakna membantu menjadi tidak membawa arti apa-apa ketika wajah dan tubuhnya tidak kompak dengan apa bunyi yang keluar dari mulutnya.  Entah karena kebosanan terhadap tugas rutinnya, jadwal yang ketat, atau baru ditegur sang pilot, pada detik-detik itu sang pramugari sudah kehilangan rasa dalam melayani penumpang.  Hatinya sudah tidak hadir sehingga yang terlihat dan dirasakan oleh para penumpang tinggallah sesosok robot yang tanpa roh. 

Yang kedua, pada waktu menghadiri sebuah upacara pernikahan di sebuah rumah ibadah, saya hadir agak awal.  Terlihat jelas senyum lebar tidak pernah lepas dari pasangan calon pengantin yang berbahagia.  Tidak lama kemudian tiba seseorang yang nampaknya petugas tempat ibadah tsb.  Dengan wajah tegas ia menghampiri pasangan itu dan mengatakan bahwa mereka berdua belum melakukan gladi bersih, yang seharusnya dilakukan pada hari-hari sebelum hari pernikahan.  Maka segera berlangsunglah sebuah kursus kilat kepada kedua mempelai, orang tua, saksi dan semua kerabat terlibat, tentang tatacara upacara pernikahan. 

Kursus kilat berlangsung di depan sanak saudara dan handai tolan yang sudah mulai hadir.  Petugas rumah ibadah itu membawakannya dengan fasih dan lancar tanpa catatan.  Langkah demi langkah tata cara upacara  pernikahan ia terangkan dengn baik.  Nampak sekali bahwa ia sudah ahli dan sudah rutin melakukannya.  Mungkin saja pada hari itu ada lebih dari 1 pernikahan yang harus ia layani di tempat ibadah itu.  Proses gladi bersih berlangsung cepat.  Petugas membawakannya sangat lancar.  Yang menarik perhatian saya adalah bahwa ia membawakannya sekedar mengejar target waktu .  Ayat-ayat dan kata-kata mulia tentang tatacara upacara pernikahan yang sakral itu disampaikan dengan wajah dingin dan dengan anggota tubuh yang tidak friendly.  Kerutinan dan tekanan jadwal nampaknya juga telah membuat petugas rumah ibadah tersebut melakukan tugasnya tanpa roh.

Rutinitas memang dibutuhkan untuk memudahkan kita melakukan tugas-tugas menjadi sebuah kebiasaan.  Orang yang baru mulai berolahraga, tantangan terberatnya adalah di awal yaitu membuatnya menjadi sebuah kebiasaan atau rutinitas.  Tetapi rutinitas yang sudah berlangsung lama sangat rawan kehilangan roh apalagi pada waktu bertemu dengan jadwal yang ketat.  Pramugari yang cantik dan petugas rumah ibadah yang ganteng dengan mudah berubah menjadi seonggok benda mati yang hadir tanpa rasa. 

Image_Salah Jurusan 2Sejatinya bagian K3 itu sama seperti sebuah perusahaan jasa. Tugas kita adalah melayani customer.  Siapa customer kita? Customer kita adalah semua karyawan yang ada di perusahaan dimana kita bekerja, tidak pandang jabatan, perusahaan, atau tingkatan di organisasi.  Semua karyawan mitra kontraktor dan sub kontraktor yang bekerja di perusahaan kita termasuk yang harus kita layani. 

Sebagai pelayan keselamatan, peran kita para personel K3 juga membangun kebiasaan-kebiasaan K3 kepada semua karyawan termasuk para pengawas dan manajemen. Kebiasaan mengikuti induksi bagi karyawan baru atau karyawan pindah bagian, kebiasaan memakai APD, kebiasaan cuci tangan sebelum makan, kebiasaan membuang sampah pada tempatnya, kebiasaan memeriksa kondisi unit sebelum mengoperasikan, kebiasaan mengikuti speed limit waktu mengemudi, kebiasaan berhenti di rambu stop, kebiasaan melakukan safety talk, kebiasaan hadir di safety meeting, kebiasaan inspeksi, kebiasaan meeting K3 taskforce, kebiasaan melaporkan kondisi tidak aman, kebiasaan investigasi insiden, kebiasaan mengikuti pelatihan K3 tertentu, dan sejuta kebiasaan-kebiasaan K3 lainnya.

Dalam waktu singkat tugas kita menjadi pelayan keselamatan akan menjadi sebuah kerutinan, sebuah kegiatan yang dilakukan secara berulang sepanjang tahun dan bertahun-tahun.  Pramugari melayani penumpang, petugas rumah ibadah melayani umat, sebagai pelayan keselamatan kita melayani karyawan, yang karena kita lakukan setiap hari sepanjang tahun bahkan sepanjang karier, maka sangat rawan terhadap bahaya kerutinan.  Pramugari, petugas rumah ibadah, dan Insan K3 sama, yang dilayani adalah manusia.  Melayani manusia harus menghadirkan hati. 

Rutinitas dan tekanan jadwal yang ketat sangat mudah membuat kita Insan K3 kehilangan sentuhan hati dalam melakukan tugas. Untuk itu marilah kita mulai peka terhadap tanda-tanda bahaya kerutinan.  Memasuki ruang meeting dengan perasaan jenuh, memasuki ruang kelas dengan sulit bersenyum karena pekerjaan lain menumpuk, adalah beberapa tanda-tanda dimana kita harus mulai waspada terhadap bahata kerutinan. Sensitiflah pada waktu melihat wajah-wajah karyawan yang kita hadapi sudah kehilangan semangat dan antusiasmenya.

Jauh sekali bedanya antara pelatihan induksi dengan hati dan tidak.  Besar sekali perbedaannya antara inspeksi dengan hati dan tidak.  Berbeda hasilnya safety meeting yang dibawakan dengan hati dan yang tidak. Tidak sama hasilnya investigasi dengan hati atau tidak.  Bahkan seperti bumi dan langit beda hasil mengajar dengan hati dan tidak.

Akhirnya, para Insan K3, customer kita adalah manusia.  Untuk itu marilah kita konsisten menghadirkan hati waktu melayani mereka.  Mari kita pasang alarm yang peka terhadap tanda-tanda bahwa layanan kita sudah mulai kehilangan roh. Mari kita jaga agar kehadiran kita di depan karyawan yang kita layani tidak berubah menjadi sebuah robot yang tidak punya rasa lagi.  Tetap S5.

SMKP Berkah Bagi Insan Safety Tambang

Ini Daftar Perusahaan Peraih Penghargaan Indonesia Mining Services Awards 2022

Ini Daftar Perusahaan Peraih Penghargaan Indonesia Mining Services Awards 2022 Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo/IMSA)menggelar Indonesia »

Inspeksi The Leader Way

Inspeksi adalah salah satu program pencegahan kecelakaan yang paling populer.  Semua perusahaan industri besar kecil semua memakai pogram inspeksi.  »

Ketangguhan sistem K3 kita diuji

Delapan bulan sudah Covid 19 melanda dunia. Wabah yang bermula dari Wuhan sebuah kota kecil di China tersebut dengan kecepatan supersonik telah »

Cambuk bagi profesional safety

Dunia pertambangan di Indonesia kehabisan air mata. Kecelakaan yang merenggut nyawa karyawan terus terjadi. Begitu banyak karyawan tambang kembali »